Minggu, 27 November 2016

BAB 6 (Assessing Speaking and Assessing Writing)

Assessing Speaking and Assessing Writing

1. Assessing Speaking
Challenges:
• How do you know that a speaking score is exclusively a measure of oral performance? 
• Elicitation : your goal x stimuli
• Open- ended tasks: how do we score?
One possible solution – assign several scores

Basic types of speaking:
Imitative
Intensive
Responsive
Interactive
Extensive
Micro and macro skills of speaking
Criteria for assessment

Micro- skills: phonemes, words, collocations, phrasal units
They include production English stress patterns, reduced forms, production of fluent speech, use of strategic devices (pauses, fillers).

      Macro- skills: fluency, discourse, function, style, cohesion, nonverbal communication.
They include the appropriate accomplishment of communicative functions, use of appropriate styles, registers, conversation rules, etc.

   Points to consider when designing tasks:
Isolation (?)
Elicitation
Score
Imitative speaking
Phonological focus – repetion of isolated words
Word level to sentence level

Example:

Test takers hear:

Repeat after me:
Beat [pause] bit [pause]
Bat [pause] vat [pause]

I bought a boat yesterday.
Score:
   
2 – acceptable pronunciation
1- comprehensible, partially correct pronunciation
0- silence, seriously incorrect pronunciation

     Advantages of using speaking tasks in the language classroom. Jelena Kallonen. SPEAKING TASKS AND ASSESSING SPEAKING SKILLS. 

ADVANTAGE 1: Speaking provides opportunities to practice all four skills (listening, speaking, reading, and writing). 
ADVANTAGE 2: Speaking supports development of critical thinking skills.

2. Assessing Writing
      is a refereed international journal providing a forum for ideas, research and practice on the assessment of written language. Assessing Writing publishes articles, book reviews, conference reports, and academic exchanges concerning writing assessments of all kinds, including traditional ('direct' and standardised forms of) testing of writing, alternative performance assessments (such as portfolios), workplace sampling and classroom assessment.
      The journal focuses on all stages of the writing assessment process, including needs evaluation, assessment creation, implementation, and validation, and test development; it aims to value all perspectives on writing assessment as process, product and politics (test takers and raters; test developers and agencies; educational administrations; and political motivations). The journal is interested in review essays of key issues in the theory and practice of writing assessment.
       Assessing Writing embraces internationalism and will attempt to reflect the concerns of teachers, researchers and writing assessment specialists around the world, whatever their linguistic background. Articles are published in English and normally relate to the assessment of English language writing, but articles in English about the assessment of writing in languages other than English will be considered.              While Assessing Writing frequently publishes articles about the assessment of writing in the fields of composition, writing across the curriculum, and TESOL (the teaching of English to speakers of other languages), it welcomes articles about the assessment of writing in professional and academic areas outside these fields.The scope of the journal is wide, and embraces all work in the field at all age levels, in large-scale (international, national and state) as well as classroom, educational and non-educational institutional contexts, writing and programme evaluation, writing and critical literacy, and the role of technology in the assessment of writing.
       Through this scholarly exchange, Assessing Writing contributes to the development of excellence in the assessment of writing in all contexts, and, in so doing, to the teaching and appreciation of writing.

Minggu, 20 November 2016

Bab 5 (Assessing Listening and Assessing Reading)

Assessing Listening and Assessing Reading

 
A.ASSESSING LISTENING
Observing the performance of the four skills.

The importance of listening

Listening sangatlah berperan penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa karena listening merupakan faktor utama dalam berkomunikasi, sebab kita terlebih dahulu mendengarkan kemudian hasil dari yang kita dengarkanlah yang nantinya kita ungkapkan. Olehnya itu dapat dikatakan bahwa seorang pembicara yang baik adalah seorang peendengar yang baik pula.

Basic types of listening

1.INTENSIVE
Menguji bagian terkecil dari bahasa, seperti: phonemes, words, intonation, discoursemarkers, dll.
2.RESPONSIVE
Merespon dengan tepat apa yang telah didengarkan. Dalam hal ini, test-taker diharaokan dapat menguasai “WH question” agar dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Contohnya: ketika test-taker mendengar pertanyaan menggunakan kata “why”, maka test-taker akan menjawab perntanyaan dengan memberi “alasan, biasanya ditandai dengan kata karena”.
3.SELECTVE
Test taker mampu memilih jawaban yang paling tepat berdasarkan pada specific information yang telah didengarkan. Dalam selective listening, siswa biasanya diminta untuk mendengarkan nama, angka, arah, atau fakta dan kejadian tertentu.
4.EXTENSIVE
Pada extensive listening dibutuhkan pemahaman yang lebih meluas dan umum. Biasanya mencakup tentang intisari atau ide pokok dari apa yang didengarkan.

Micro and macro skills of listening

Beberapa hambatan dalam listening (adapted from Richards, 1983; Ur, 1984; Dunkel, 1991)
1.Clustering: Kesulitan dalam membedakan phrase.
2.Redundancy: Adanya pengulangan kata atau kalimat pada soal yang menyebabkan test-taker kebingungan dalam menjawab soal. Oleh karena itu, test taker harus mengetahui jenis-jenis dari repetitions, rephrasing, elaborations dan insertions.
3.Reduced, mesti mengetahui bentuk kalimat dari redused sehingga apa bila dalam test kelak test taker tidak kebingungan dengan kalimat yang di reduced.
4.Performance variables, dalam hal ini kesesuaian tempat dan persiapan test yang matang sangat perlu diperhatikan jangan sampai karena ketidak matangan persiapan test dapat mengganggung jalannya test.
5.Colloquial language, adanya perbedaan budaya atau bahasa sehari-hari yang berasal dari spoken language, sehingga menyebabkan ada kata yang tidak diketahui artinya.
6.Rate of delivery, kecepatan yang didengarkan test taker.
7.Stress, rhythm, and intonation: adanya ketidaktepatan tekanan, ritme dan intonasi spoken langunge yang menyebabkan test-taker salah dalam memaknai permintaan soal.
8.Interaction; mendengarkan terlebih dahulu lalu mengungkapakan apa yang telah didengarkan dan merekamnya setelah itu mendengarkan kembali hasil rekaman yang tadi.

Designing assessment tasks

1.Intensive listening
Dalam membuat soal listening hindari kata yang dapat mebuat test taker kebingungunan.
a.Recognizing phonological and morphological elements.
Hal ini berupa kata yang memiliki bunyi yang sama tapi makna yang berbeda.
ØPhonemic pair, consonant
Example: penggunaan kata “He’s” dengan “She’s”
ØPhonemic pair, vowels
Penggunaan bunyi huruf vocal “vowels” dalam soal.
Ex:Penyebutan “sea” dengan “see”
ØMorphological pair, -ed ending
Mendengarkan kata atau kalimat past tense merupakan salah satu kesulitan atau tantangan dalam listening termasuk bagi advanced learners.
Ex: dalam kalimat ”You called me” bisa jadi yang test takers dengarkan adalah “You call me”.
ØStress pattern in can’t
Ex: She can’t pick me up.
can pick me up.
b.Paraphrase Recognition
Mengungkapkan ide yang sama dalam kalimat yang berbeda.
ØSentence paraphrase
Ex: test taker hear - Hellow, my name’s Keiko, I come from Japane.
Test taker read – Keiko is Japanese.
2.Responsive listening
Bertujuan agar test taker mampu menguasai “yes/no question” dan “WH-question”, dan mengetahui bagaimana mendapatkan jawaban yang sesuai.
3.Selective listening
a.Listening cloze
Dalam bagian ini test taker akan mendengarkan sebuah cerita, monolog, ataupun bentuk percakapan. Listening cloze membantu memilih jawaban dari informasi yang spesifik. Bentuk soal dari listening cloze adalah fell-in-the-blank.
b.Information Transfer.
Dalam information transfer test taker akan mendengarkan arahan yang ingin ditransfer kedalam bentuk visual, seperti menandai sebuah diagram, mengidentifikasi elemen dari sebuh gambar, atau menunjukkan jalan dalam sebuah peta.
c.Sentence Repetition
Sentence repetition menekankan kemampuan mengingat, dimana test taker akan mendengarkan beberapa pengulangan kalimat yang ada dalam teks.
4.Extensive listening
Extensive listening menekankan pemahaman dari inti sari atau main idea yang test taker dengarkan.
a.Dictation
Mendengarkan secara dikte, test taker akan mendengarkan bacaaan sekitar 50 sampai 100 kata yang dibacakan sebanyak 3 kali. Pada proses pendengaran pertama cara mendengarkan dengan natura speed tanpa pause untuk mendapatkan inti sarinya. Sedangkan proses pendengaran selanjutnya dilakukan secara pelan dan mempausenya lalu test taker menulis apa yang didengarkan.
b.Communicative stimulus-Response Tasks
Test taker akan mendengarkan sebuah dialog percakapan

B.ASSESSING READING
Types (genres) of reading

1.Academic reading
Teks bacaan yang behubungan dengan dunia pendidikan. Jenis bacaan ini biasanya terdiri dari bacaan-bacaan yang bersifat formal seperti; tesis, makalah, tajuk, kamus, koran, dll
2.Job-related reading
Teks bacaan yang berhubungan dengan job-work. Jenis bacaan ini adalah jenis bacaan yang digunakan dalam dunia kerja. Contohnya, surat elektronik, dokumen keuangan, agenda, pengumuman, dll.
3.Personal reading
Teks bacaan yang berhubungan dengan privacy. Jenis bacaan ini biasanya digunakan untuk fungsi pribadi. Contohnya, bacaan berupa karya sastra, dokumen-dokumen pribadi, undangan kartu ucapan, resep, dll.

Microskills, macroskills, and strategies for reading

1.Microskills
Kemampuan dalam mengenali hal-hal yang lebih spesifik dalam bacaan, seperti dalam hal struktur kata, tenses, kata dasar dalam sebuah kata.
2.Macroskills
Kemampuan dalam memahami bacaan secara umum, baik mengenai tujuan bacaan ataupun makna.
3.Strategies for reading comprehension
Dalam memahami suatu bacaan ada beberapa strategi yang dapat diterapkan, diantaranya; Teknik membaca dalam hati dan scanning.

Types of reading

1.PERCEPTIVE
Pada perceptive reading, jenis bacaan cenderung pendek dan involve attending to the components of larger streches of discourse seperti huruf, kata, tanda baca, dll.
2.SELECTIVE
Selektive reading adalah jenis bacaan yang berfokus pada vocabulary dan grammatikal.
3.INTERACTIVE
Pada interactive reading, teks bacaan berfokus pada main idea dan lebih menekankan pada aspek makna.
4.EXTENSIVE
Pada extensive reading, Teks bacaannya cenderung lebih panjang.

Designing assessment tasks

1.Perceptive reading
Dalam menilai kemampuan dasar dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
a.Membaca dengan suara keras, test-taker diminta membaca dengan suara keras, sehingga test-taker bisa mengerti maksud bacaan melalui mendengarkan apa yang mereka baca.
b.Written response, test-taker diminta untuk menulis kembali apa yang mereka mengerti dari bacaan yang telah mereka baca.
c.Pilihan ganda, test taker diminta untuk menjawab soal pilihan ganda yang berkaitan dengan bacaan agar guru dapat melihat sejauh mana pemahaman test-taker terhadap bacaan yang telah dibacanya.
d.Picture-cued items, dalam jenis teks ini peserta tes diperlihatkan sebuah gambar kemudian dalam kertas tes terdapat beberapa kata yang berhubungan dengan gambar. Kemudian test taker diberi pertanyaan atau instruksi yang berhubungan dengan gambar tersebut.
2.Selective reading
Ada beberapa jenis teks yang dapat digunakan dalam menilai aspek leksikal dan grammatikal dalam kemampuan membaca diantaranya;
a.Multiple-choice (for form-focused criteria), metode yang paling banyak digunakan dalam mengukur pengetahuan kosakata dan grammar adalah pilihan ganda. Jenis multiple-choice yang dapat digunakan dalam selective reading ini juga bermacam-macam; multiple-choice vocabulary/grammar task, contextualized multiple-choice vocabulary/grammar task, Multiple-choice cloze vocabulary/grammar task.
b.Matching task, ada dua contoh bentuk teks yang dapat digunakan yaitu; vocabulary matching task, jenis teks ini intinya adalah memasangkan kata atau frase yang yang bermakna sama.fill-in vocabulary selected response task, memasukkan atau mengisi kata yang kosong pada setiap nomor dengan memilih kata yang sesuai dari beberapa kata yang sudah disiapkan, tetapi ini berbeda dengan pilihab ganda karna jumlah kata yang disiapkan sesuai dengan jumlah nomor pada stem.
c.Editing task, atau yang lebih sering kita kenal dengan error identification. Dalam editing task peserta tes harus menemukan kata atau frase yang salah atau tidak sesuai dalam stem, jawabannya juga dalam bentuk pilihan dengan tanda garis bawah pada setiap pilihannya.
d.Picture-cued task, beberapa jenis teks yang umum digunakan diantaranya;multiple-choice picture-cued response dan diagram labeling task.
e.Gap-filling tasks, atau yang biasa disebut fill-in-the-blank. Jenis teks ini mengukur kemampuan reading dan writing.
3.Interactive reading
Ada beberapa jenis teks yang dapat diterapakan dalam jenis teks ini diantaranya;
a.Cloze task, secara umum jenis cloze teks ada dua yaitu; fix-ratio deletion dan rational deletion. Sedangkan, variasi cloze teks yang sering digunakan ada dua yaitu; cloze-test procedure dan cloze-elide procedure.
b.Improptu reading plus comprehension question, jenis teks yang jenis bacaannya tidak diketahui dan tidak dipelajari sebelumnya kecuali tehnik-tehnik menjawabnya. Teks yang seperti ini biasanya sering ditemukan dalam TOEFL.
c.Short answer task, dalam jenis teks ini peserta didik diberikan bacaan kemudian membaca soal dan menjawabnya dalam bentuk satu kalimat atau lebih.
d.Editing longer task, Pada editing longer teks kalimat pada setiap nomor saling berhungan.
e.Scanning, strategi yang digunakan olah pembaca untuk menemukan informasi yang spesifik dalam sebuah teks.
f.Ordering task, dalam jenis teks ini peserta tes diminta untuk menyusun paragraf yang tersaji secara acak menjadi paragraf yang runtut.
g.Information transfer; reading charts, maps, graphs, diagrams
Dalam jenis teks ini perserta tes dituntut untuk menyampaikan informasi yang tersaji dalam bentuk grafik, diagram, peta, dan daftar kedalam bahasa tulisan ataupun disampaikan secara langsung.

by:Ariani andespa

Jumat, 11 November 2016

BAB IV (Standardized Testing)

Uji standar
            Sebuah tes standar adalah setiap bentuk tes yang (1) mengharuskan semua pengambil tes untuk menjawab pertanyaan yang sama, atau pilihan pertanyaan dari bank umum pertanyaan, dengan cara yang sama, dan bahwa (2) adalah mencetak gol dalam "standar" atau cara yang konsisten, yang memungkinkan untuk membandingkan kinerja relatif dari siswa atau kelompok individu siswa.Sementara berbagai jenis tes danpenilaian dapat "standar" dengan cara ini, istilah ini terutama terkait dengan tes skala besar diberikan kepada populasi besar siswa, seperti tes pilihan ganda yang diberikan kepada semua kelas delapan sekolah umum siswa dalam keadaan tertentu, misalnya.
            Selain format pilihan ganda akrab, tes standar dapat mencakup pertanyaan benar-salah, pertanyaan jawaban singkat, pertanyaan esai, atau campuran dari jenis pertanyaan.Sementara tes standar secara tradisional disajikan di atas kertas dan selesai menggunakan pensil, dan masih banyak, mereka semakin sering diberikan pada komputer yang terhubung ke program online (untuk diskusi terkait, melihat tes komputer adaptif ). Sementara tes standar mungkin datang dalam varietas bentuk, pilihan ganda dan format benar-salah yang banyak digunakan untuk situasi pengujian skala besar karena komputer dapat mencetak dengan cepat, konsisten, dan murah.Sebaliknya, terbuka pertanyaan esai perlu dicetak oleh manusia menggunakan seperangkat pedoman atau rubrik untuk mempromosikan evaluasi yang konsisten dari esai esai-pilihan yang kurang efisien dan lebih banyak waktu-intensif dan mahal yang juga dianggap lebih subjektif . (Sistem komputerisasi yang dirancang untuk menggantikan scoring manusia saat ini sedang dikembangkan oleh berbagai perusahaan, sedangkan sistem ini masih dalam tahap awal, mereka tetap menjadi objek tumbuh perdebatan nasional.)
            Sementara tes standar adalah sumber utama dari perdebatan di Amerika Serikat, banyak ahli tes dan pendidik menganggap mereka menjadi metode yang adil dan obyektif menilai prestasi akademik siswa, terutama karena format standar, ditambah dengan scoring komputerisasi, mengurangi potensi untuk pilih kasih, bias, atau evaluasi subjektif. Di sisi lain, penilaian manusia subjektif masuk ke dalam proses pengujian pada berbagai tahap-misalnya, dalam pemilihan dan penyajian pertanyaan, atau dalam materi pelajaran dan ungkapan dari kedua pertanyaan dan jawaban. Subjektivitas juga masuk ke dalam proses ketika pengembang tes set lewat skor-keputusan yang dapat mempengaruhi berapa banyak siswa lulus atau gagal, atau berapa banyak mencapai tingkat kinerja dianggap "mahir ." Untuk pembahasan yang lebih rinci tentang masalah ini, lihatpengukuran error , akomodasi tes ,  tes Bias dan mencetak inflasi .
            Tes standar dapat digunakan untuk berbagai tujuan pendidikan.Misalnya, mereka dapat digunakan untuk menentukan kesiapan anak muda untuk TK, mengidentifikasi siswa yang membutuhkan layanan pendidikan khusus atau khususdukungan akademis , tempat siswa dalam program yang berbeda akademis atau tingkat kursus, atau diploma penghargaan dan sertifikat pendidikan lainnya. Berikut ini adalah contoh perwakilan beberapa bentuk yang paling umum dari tes standar:
  • Tes prestasi dirancang untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa belajar di sekolah atau untuk menentukan kemajuan akademis mereka telah membuat selama periode waktu. Tes ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dari sekolah dan guru, atau mengidentifikasi penempatan akademik yang sesuai untuk siswa-yaitu, apa program atau program dapat dianggap paling sesuai, atau apa bentuk dukungan akademis mereka mungkin perlu. Tes prestasi yang "melihat ke belakang" dalam bahwa mereka mengukur seberapa baik siswa telah belajar apa yang mereka diharapkan untuk belajar.
  • Tes bakat mencoba untuk memprediksi kemampuan siswa untuk berhasil dalam usaha intelektual atau fisik, misalnya, mengevaluasi kemampuan matematika, kemampuan bahasa, penalaran abstrak, koordinasi motorik, atau bakat musik. Tes bakat yang "forward-looking" dalam bahwa mereka biasanya mencoba untuk meramalkan atau memprediksi seberapa baik siswa akan lakukan dalam pendidikan atau karir pengaturan masa depan. Tes bakat sering menjadi sumber perdebatan, karena banyak mempertanyakan akurasi prediksi mereka dan nilai.
  • Kuliah-penerimaan tes yang digunakan dalam proses memutuskan mana siswa akan diterima untuk program perguruan tinggi.Meskipun ada banyak perdebatan tentang akurasi dan kegunaan tes perguruan-penerimaan, dan banyak lembaga pendidikan tinggi tidak lagi membutuhkan pelamar untuk membawa mereka, tes digunakan sebagai indikator potensi intelektual dan akademik, dan beberapa mungkin menganggap mereka prediksi seberapa baik pemohon akan dilakukan di Program postsecondary.
  • Tes internasional-perbandingan yang diberikan secara berkala untuk sampel perwakilan siswa di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, untuk keperluan pemantauan tren prestasi di masing-masing negara dan membandingkan kinerja pendidikan di seluruh negara. Beberapa contoh banyak digunakan tes internasional-perbandingan meliputi Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA), yang Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), danTren Matematika Internasional dan Studi Ilmu(TIMSS).
  • Tes psikologi , termasuk tes IQ, digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang kognitif dan mental, emosional, perkembangan, dan karakteristik sosial.Profesional terlatih, seperti psikolog sekolah, biasanya mengelola tes, yang mungkin memerlukan siswa untuk melakukan serangkaian tugas atau memecahkan serangkaian masalah. Tes psikologi yang sering digunakan untuk mengidentifikasi siswa dengan ketidakmampuan belajar atau kebutuhan khusus lainnya yang akan memenuhi syarat mereka untuk layanan khusus.
Pembaruan
            Berikut berbagai undang-undang negara bagian dan federal, kebijakan, dan peraturan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja sekolah dan guru, tes prestasi standar telah menjadi bagian yang semakin penting dari sekolah umum di Amerika Serikat. Ketika difokuskan pada reformasi sekolah dan meningkatkan prestasi siswa, tes standar yang digunakan dalam cara utama beberapa:
  • Untuk terus sekolah dan pendidik bertanggung jawab untuk hasil pendidikan dan prestasi siswa. Dalam hal ini, nilai tes yang digunakan sebagai ukuran efektivitas, dan skor rendah dapat memicu berbagai konsekuensi untuk sekolah dan guru. Untuk pembahasan lebih rinci lihattes berisiko tinggi .
  • Untuk mengevaluasi apakah siswa telah belajar apa yang mereka diharapkan untuk belajar , seperti apakah mereka telah bertemu negara standar pembelajaran . Dalam hal ini, nilai tes dipandang sebagai indikator wakil dari prestasi siswa.
  • Untuk mengidentifikasikesenjangan dalam belajar siswa dan kemajuan akademik. Dalam hal ini, nilai tes dapat digunakan, bersama dengan informasi lain tentang siswa, untuk mendiagnosa kebutuhan belajar sehingga pendidik dapat memberikan layanan yang sesuai, instruksi, ataudukungan akademis .
  • Untuk mengidentifikasikesenjangan prestasi antara kelompok mahasiswa yang berbeda , termasuk mahasiswa dari warna, siswa yang tidak mahir dalam bahasa Inggris, siswa dari keluarga berpenghasilan rendah, dan siswa penyandang cacat fisik atau belajar. Dalam hal ini, mengekspos dan menyoroti kesenjangan prestasi dapat dilihat sebagai langkah pertama yang penting dalam upaya untuk mendidik semua siswa baik, yang dapat menyebabkan kesadaran masyarakat yang lebih besar dan perubahan dalam kebijakan dan program pendidikan.
  • Untuk menentukan apakah kebijakan pendidikan bekerja sebagaimana dimaksud. Pejabat Dalam hal ini, terpilih dan pembuat kebijakan pendidikan dapat mengandalkan hasil standar-test untuk menentukan apakah undang-undang dan kebijakan mereka bekerja atau tidak, atau untuk membandingkan kinerja pendidikan dari sekolah ke sekolah atau negara untuk menyatakan. Mereka juga dapat menggunakan hasil membujuk pejabat terpilih publik dan lainnya bahwa kebijakan mereka dalam kepentingan terbaik dari anak-anak dan masyarakat.

Minggu, 06 November 2016

Bab 3 (Designing Classroom Language Tests)

MERANCANG RUANG KELAS TES BAHASA
    Dalam bab ini kita akan mengkaji jenis tes dan kami akan meminta tes desain dan merevisi yang sudah ada.
     JENIS UJI
    Mendefinisikan tujuan Anda akan membantu Anda memilih yang tepat tes, dan juga akan membantu Anda untuk fokus pada tujuan spesifik tes.
Berikut adalah jenis tes untuk diperiksa:
1. Bahasa Aptitude Test
2. ProficiencyTest
3. Uji Penempatan
4. Diagnostic Test
5. Prestasi Uji

1. Bahasa Aptitude Test

    Sebuah tes bahasa bakat dirancang untuk mengukur kapasitas atau kemampuan umum untuk belajar bahasa asing.
· Tugas di MLAT meliputi: pembelajaran Nomor, naskah fonetik, petunjuk ejaan, kata dalam kalimat, dan rekan diperbaiki.
· Tidak ada unequivocalevidence bahwa tes bahasa bakat memprediksi keberhasilan komunikatif dalam bahasa.
· Setiap tes yang mengklaim untuk memprediksi keberhasilan dalam belajar bahasa adalah diragukan lagi cacat.
2. Uji Kemahiran
· Sebuah tes kemahiran tidak terbatas pada satu saja, kurikulum, atau keterampilan tunggal dalam bahasa; melainkan menguji kemampuan keseluruhan.
· Hal ini termasuk: standar item pilihan ganda tentang tata bahasa, kosa kata, pemahaman bacaan, dan pemahaman aural.
· Uji Kemahiran hampir selalu sumatif dan norma-direferensikan.
· Mereka biasanya tidak dilengkapi untuk memberikan umpan balik diagnostik.
· Peran mereka adalah untuk menerima atau menolak bagian seseorang ke tahap teks dari sebuah perjalanan.
3. Uji Penempatan
· Tujuan utama dari tes penempatan adalah untuk benar menempatkan siswa ke kursus atau tingkat.
· Sebuah tes penempatan biasanya mencakup sampling material yang akan dibahas dalam berbagai kursus di kurikulum.
· Dalam tes penempatan, mahasiswa harus mencari bahan uji tidak terlalu mudah atau terlalu sulit tetapi appropriatelychallenging.
· Inggris sebagai Bahasa Placement Test Kedua (ESLPT) di San Francisco State University memiliki tiga bagian, bagian 1: siswa membaca sebuah artikel pendek dan kemudian menulis esai ringkasan. Bagian 2: siswa menulis komposisi dalam menanggapi sebuah artikel. Bagian 3: pilihan ganda; siswa membaca esai dan mengidentifikasi kesalahan tata bahasa di dalamnya.

4. Tes Diagnostik
· Sebuah tes diagnostik dirancang untuk mendiagnosa aspek tertentu dari bahasa.
· Sebuah tes diagnostik dapat membantu siswa menjadi sadar kesalahan dan mendorong adopsi strategi kompensasi yang sesuai.
· Sebuah tes diagnostik khas produksi lisan diciptakan oleh Clifford prator (1972) untuk menemani pengguna pengucapan bahasa Inggris.
Ø Uji-taker diarahkan untuk membaca sebuah bagian 150-kata saat mereka direkam.
Ø Administrator tes kemudian mengacu inventarisasi barang fonologis untuk menganalisis produksi pelajar.
Ø Setelah beberapa mendengarkan, administrator menghasilkan daftar kesalahan dalam lima kategori yang terpisah.
Ø Stres dan ritme.
Ø Intonasi,
Ø Vokal,
Ø Konsonan, dan
Ø Faktor-faktor lain.

5. Prestasi Uji
· Sebuah tes prestasi terkait langsung dengan pelajaran kelas, unit, atau bahkan kurikulum keseluruhan.
· Tes Prestasi harus dibatasi untuk bahan tertentu dibahas dalam kurikulum dalam jangka waktu tertentu dan harus ditawarkan setelah kursus berfokus pada tujuan yang dimaksud.
· Peran utama dari tes prestasi adalah untuk menentukan apakah tujuan program telah bertemu - akhir periode instruksi.
· Tes Prestasi sering sumatif karena mereka diberikan pada unit akhir fa atau istilah studi.Tapi tes prestasi yang efektif dapat berfungsi mencuci berguna kembali dengan menunjukkan kesalahan dari siswa dan membantu mereka menganalisis kelemahan dan kekuatan mereka.
· Prestasi berbagai tes dari lima orten-menit kuis untuk ujian akhir tiga jam, dengan berbagai hampir tak terbatas jenis item dan format.
· Beberapa langkah praktis dalam membangun tes kelas:
Ø Menilai Clear, Objective Cukup jelas.
Sebelum memberikan tes; memeriksa tujuan untuk unit Anda uji. Tugas pertama Anda dalam merancang tes, kemudian, adalah untuk menentukan tujuan yang tepat.
Contoh: "siswa akan mengenali dan menghasilkan pertanyaan tag, dengan tata bahasa yang benar dari dan pola intonasi akhir, dalam percakapan sosial sederhana."
Ø Penyusunan Uji Spesifikasi
spesifikasi tes hanya akan terdiri
v Sebuah garis besar dari tes
v Apa keterampilan Anda akan menguji
v Apa item akan terlihat seperti
Ini adalah contoh untuk spesifikasi tes berdasarkan tujuan tersebut di atas:
"Mahasiswa akan mengenali dan menghasilkan pertanyaan tag, dengan bentuk tata bahasa yang benar dan pola intonasi akhir, dalam percakapan sosial sederhana."
spesifikasi uji
1. Berbicara (5 menit per orang, hari sebelumnya)
Format: wawancara lisan, T dan S
Tugas: T mengajukan pertanyaan ke S
2. Listening (10 menit)
Format: T membuat rekaman di muka, dengan satu suara lain di atasnya
Tugas: a. 5 minimal sepasang item, pilihan ganda
3. Membaca (10 menit)
item tes cloze (total 10) dalam alur cerita: Format
Tugas: mengisi penginapan kosong
4. Menulis (10 menit)
Format: meminta untuk topik: mengapa saya suka / tidak suka sitkom TV baru-baru ini
Tugas: menulis opini paragraf pendek
Ø Tugas Uji merancang
Ketika Anda menyusun item tes Anda, pertimbangkan faktor-faktor seperti
v Bagaimana siswa akan melihat mereka (face validity)
v Sejauh mana otentik bahasa dan konteks yang hadir
v Potensi sulit disebabkan oleh skema budaya
Ø Merancang Pilihan Ganda Uji Produk
Ada sejumlah kelemahan dalam item pilihan ganda:
v Teknik tes hanya pengetahuan pengakuan.
v Menebak mungkin memiliki pengaruh yang besar dari nilai tes.
v Teknik sangat membatasi apa yang dapat diuji.
v Hal ini sangat sulit untuk menulis berhasil item.
v Cuci kembali mungkin berbahaya.
v Kecurangan dapat difasilitasi
Beberapa jargon penting dalam Pilihan Ganda Item:
1. item pilihan ganda semua menerima, atau selektif, yaitu, pengambil tes memilih dari satu set tanggapan daripada menciptakan respon.Lainnya jenis item reseptif mencakup benar-falsequestion dan daftar cocok.
2. Setiap item pilihan ganda memiliki batang, yang menyajikan beberapa pilihan atau alternatif untuk memilih dari.
SKOR, GRADING DAN PEMBERIAN KRITIK
A. Scoring
Ketika Anda merancang tes kelas, Anda harus mempertimbangkan bagaimana tes akan mencetak dan dinilai. Rencana skor Anda mencerminkan bobot relatif yang Anda tempatkan di setiap bagian dan barang-barang di setiap bagian.
Produksi 30%, mendengarkan 30%, membaca 20% dan menulis 20%.
B. Grading
Grading tidak berarti hanya memberikan "A" untuk 90-100, dan "B" untuk 80-89.
Ini tidak sesederhana itu. Bagaimana Anda menetapkan nilai surat kepada tes dalam produk
v Negara, budaya, dan konteks kelas bahasa Inggris,
v harapan Kelembagaan (kebanyakan dari mereka tidak tertulis),
v definisi eksplisit dan implisit dari nilai yang telah ditetapkan,
v Hubungan Anda telah didirikan dengan kelas, dan
v harapan mahasiswa yang telah dilahirkan (penyebab) di tes sebelumnya dan kuis di kelas.
C. Memberikan umpan balik
Umpan balik harus menjadi wash menguntungkan kembali. Mereka adalah beberapa contoh dari umpan balik:
1. Surat kelas

2. Sebanyak skor

3. Empat sub skor (berbicara, mendengarkan, membaca, menulis)
4. Untuk mendengarkan dan membaca bagian
§ Sebuah indikasi yang benar / tanggapan yang salah
§ komentar Marginal

5. Untuk wawancara lisan
§ Skor untuk setiap elemen yang dinilai
§ Sebuah daftar daerah yang membutuhkan kerja
§ Sebuah konferensi pasca-wawancara untuk membahas hasil

6. Pada esai
§ Skor untuk setiap elemen yang dinilai
§ Sebuah daftar daerah yang membutuhkan kerja
§ Marginal dan berakhir -dari-esai komentar, saran
§ Sebuah konferensi post-test untuk pergi kerja
§ A self-assessment

7. Pada semua atau dipilih bagian dari tes, pemeriksaan rekan dari hasil

8. Sebuah diskusi seluruh kelas dari hasil tes

9. konferensi Individu dengan setiap siswa untuk meninjau seluruh uji.